Valentine Day, Harinya Free-Sex Remaja
Duhai sahabat dan juga aa tercinta. Di sisi kanan media ini tertulis CINTA PERTAMAiya kan?
Kontennya berupa pengalaman akan cinta pertama dan dipoles dengan kalimat Bulan Februari adalah bulan cinta dan kasih sayang. Begitu kurang lebih yang dirayakan banyak orang, khususnya anak-anak muda, setiap bulan ini tiba. Populer dengan sebutan Hari Kasih Sayang (HKS) dan keren dinamai Valentine Day.Kujulurkan ucapan padamu, tak ada yang salah dengan Valentine Day. Kasih sayang melekat pada manusia dan kemanusiaan. Bukankah makna manusia adalah human?. Bukankah human arti harfiahnya Makhluk Baik?.
Terhardiklah jiwaku ketika seseorang berucap lirih: Valentine Day adalah hari free-sex kaum remaja. Benarkah begitu?. Saya berasumsi, sangat tidak benar. Tanpa Valentine Day-pun, remaja kita sudahterjerembab dalam kubangan dekadensi moral.
* * *
Malahpun ada yang menuding Valentine Day adalah strategi Barat menghancurkan peradaban dan moralitas remaja. Sabar dulu kawan…..!.
Kita sepakat bahwa makna Valentine Day adalah saling mengasihi dan berbagi kasih, bukan?. Kehancuran apa yang akan diorbitkan jika manusia saling menyayangi?.
Pemahaman yang sempit tentang Valentine Day adalah harinya para remaja. Idealnya konsep ini diperluas, Valentine Day adalah hari kasih sayangnya seluruh umat manusia di bumi.
Hakikat “Kasih Sayang” dimaknai untuk saling memberikan hati, menghadiahkan rasa kemanusiaan, kasih sayang ayah-ibu kepada anak-anaknya, kasih sayang pemimpin kepada rakyatnya, guru kepada muridnya, dokter kepada pasiennya, dosen kepada mahasiswanya, admin kepada warga Kompasiananya, kakak terhadap adiknya dan seterusnya.
Jika konseptual Valentine Day telah disalahgunakan, maka tugas orang bijak untuk meluruskannya. Jika dikabarkan Valentine Day itu beraroma sentuhan fisik, ciuman, hubungan seksual dan sebagainya, maka kita wajib tegas dan luruskan bahwa sesungguhnya Valentine Day tak mengajarkan itu. V-Day bukanlah untuk merobek Miss V dan juga bukan melenyapkan keperjakaan Mister P dan mister-mister lain.
Jika itu tujuannya maka semua ini mengolok-olok makna Hari Kasih Sayang. Valentine Day hanyalah dijadikan media dan label, bermerek kasih sayang ber-implementasi hura-hura, pesta dan aktifitas seks:ciuman, rabaan, buka-buka baju selanjutnya berhubungan bak suami istri.
Maka saya dengan lantang berkata: “Jangan salahkan medianya. Jangan salahkan Valentine Day-nya. Tapi yang salah adalah remaja kita. Kenapa remaja berbuat seperti itu?. Nah jika mereka lakukan pada bulan puasa, masa’ sih kita mau salahkan bulan puasa. Pelaku mesumnya dong yang salah.
* * *
Argumentasi apapun itu, saya cuma sempat merenung sedalam-dalamnya, mengapa kasih sayang dirayakan dalam sehari?. Mengapa kita tak merayakannya setiap hari di rumah bersama keluarga, tetangga, sesama pemeluk agama.
Dan jika remaja-remaja kita merayakan Valentine Day dengan melepas ke-virginan-nya, itu salah satu indikator bahwa mereka kurang kasih sayang selama ini dari kita. Sehingga ia mencari kasih sayang di luar rumah, luar sekolah walau dengan cara yang sangat disayangkan.
Valentine Day adalah tamparan buat umat manusia. Ia hadir karena manusia telah habis stok kasih sayang. Pemandangan ini kita bisa saksikan melalui layar kaca. Manusia saling membunuh, saling berperang, melemparkan granat yang membuat atap-atap rumah penduduk berasap dan bolong, meluncurkan rudal, memborbardir kaum tertentu dan seterusnya.
Belum lagi seorang anak menghina ibunya, menghardik ayahnya, istri membangkang pada suaminya, suami menekan istrinya.
* * *
Lantas…. Dimana kasih sayang itu bermukim?.
Tanyalah hatimu….!!!!.
Tanyalah hatimu….!!!!.
0 comments:
Posting Komentar